Pages

Friday, November 5, 2010

SMART Terowongan Bawah Tanah Malaysia


Sebagai kota metropolitan yang dihuni sekitar tiga juta warga dan dilewati oleh sembilan sungai menyatu di Sungai Kelang, Kuala Lumpur, merupakan kawasan yang rawan banjir besar secara berkala. Pengurangan vegetasi di kawasan hulu sungai dan kurangnya resapan air di kota membuat frekuensi banjir di ibu kota Malaysia itu meningkat, dari sekitar 21-28 tahun sekali menjadi empat kali dalam delapan tahun terakhir pada 1999, 2000, 2003, dan 2007.


Di Kuala Lumpur banjir menjadi semakin sulit dicegah karena kapasitas Sungai Kelang yang tidak mungkin ditingkatkan dan debit air yang terus meningkat. Di dalam kota Kuala Lumpur, lebar Sungai Kelang bervariasi antara 5 sampai 12 meter. Penyempitan terjadi karena tepi sungai terdesak bangunan.


Menyadari frekuensi banjir yang semakin sering dan selalu melumpuhkan kota, Pemerintah Malaysia akhirnya memutuskan untuk membangun sebuah terowongan bawah tanah atau deep tunnel untuk memotong aliran sungai dan mengalirkan ke sungai lain. Aliran air dari pertemuan Sungai Kelang dan Sungai Ampang dipotong dan dialirkan ke Sungai Kerayong di pinggir Kuala Lumpur.


Terowongan yang diberi nama Stromwater Management and Road Tunnel (SMART) itu dibangun dengan panjang 9,7 kilometer dan diameter 12,8 meter. Terowongan itu didesain untuk dapat mengalirkan tiga juta meter kubik air per detik sehingga Kuala Lumpur dapat terhindar dari banjir besar di puncak musim hujan, seperti terjadi 10 Juni 2007.


Saluran itu dibangun pada struktur tanah berbatu keras dengan kedalaman 10-15 meter. Aliran air sangat mengandalkan gravitasi bumi karena terdapat beda ketinggian tanah yang cukup besar, antara hulu dan hilir sungai.


Menurut KJ Abraham, Direktur Proyek Mitigasi Banjir Kuala Lumpur, sebelum masuk terowongan, air dari pertemuan kedua sungai itu akan dialirkan ke suatu kolam tampungan berkapasitas 600.000 meter kubik. Kolam itu dilengkapi saluran penahan sampah dan alat pengendap lumpur.


Seperti sungai-sungai di Jakarta, Sungai Kelang juga dipenuhi sampah sampai 70 meter kubik per hari. Sampah-sampah itu ditampung di saluran penahan sampah dan diangkut setiap hari agar tidak menyumbat terowongan.


Adapun lumpur yang dibawa air sungai sebagai akibat penggerusan juga diendapkan di saluran itu agar tidak masuk dan menyumbat terowongan. Lumpur itu akan dikeruk secara berkala agar daya tampung saluran tetap besar.


Sementara itu, terowongan utama dapat menampung dan mengalirkan satu juta meter kubik air per detik. Sebelum masuk ke Sungai Kerayong, air yang mengalir itu akan ditampung di sebuah kolam yang lebih besar dan berkapasitas 1,4 juta meter kubik per detik. Penampungan air di kawasan Taman Desa itu dilakukan guna mengatur aliran air yang akan masuk ke Sungai Kerayong, agar banjir tidak justru berpindah ke luar Kuala Lumpur.


Musim hujan


Secara total, terowongan itu dapat menampung tiga juta meter kubik air pada puncak musim hujan.


Terowongan pengendali banjir di Kuala Lumpur juga dilengkapi dengan monitor hujan dan debit air di kawasan hulu sungai. Setiap kawasan memiliki ambang batas debit air hujan yang berbeda.


Jika ambang batas itu terlewati, otoritas terowongan akan menyiapkan sistem buka tutup terowongan guna mengalihkan aliran air yang akan masuk ke Kuala Lumpur. Pemantauan debit harus dilakukan karena waktu aliran air banjir dari kawasan hulu ke Kuala Lumpur hanya tiga jam.


Meskipun dibangun dengan biaya 1,933 miliar ringgit atau sekitar Rp 4,832 triliun selama 4,5 tahun, SMART ternyata hanya berfungsi optimal selama dua minggu dalam satu tahun, pada saat musim hujan. Oleh karena itu, Pemerintah Malaysia membangun jalan tol pada terowongan yang sama untuk meraih pendapatan guna mengembalikan investasi yang sudah dikucurkan, atau setidaknya mendapat biaya operasional dan pemeliharaan terowongan.


Jalan tol yang menghubungkan Kota Kuala Lumpur dan Bandara Internasional Kuala Lumpur dibangun di dalam terowongan sepanjang tiga kilometer. Jalan tol itu dilengkapi dengan pintu darurat setiap 250 meter, lampu penerangan, kamera CCTV, detektor panas, hidran air, dan mesin pungutan bea tol otomatis.


Jalan tol dibagi dalam dua tingkat agar arah arus lalu lintas dapat dipisah dan tidak menyebabkan kecelakaan. Lebar badan jalan di setiap tingkat mencapai 8,5 meter.
 


Jika debit air banjir di Sungai Kelang mencapai 70-150 meter kubik, jalan tol masih dapat digunakan karena air masih mengalir di bawah tingkat jalan yang paling rendah. Jalan tol baru ditutup jika debit air banjir sudah melewati 150 meter kubik per detik.


Abraham mengatakan, jika air sampai menggenangi badan jalan tol, jalan itu akan dikosongkan sampai air surut. Sesudah itu, dibutuhkan sekitar empat hari untuk membersihkan jalan, memperbaiki semua prasarana penunjang, dan menyemprotkan desinfektan.

1 comment:


  1. With the ability to Export Barbie dolls and some other type of more than 3 million units per month in regule Dolls
    togel online

    ReplyDelete